PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA OLEH REMAJA PADA
MEDIA FACEBOOK
Syahiddin
Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan
Timur
The use of Indonesian language by
teenagers on facebook is a part of
long-standing of teenage language from time to time, from media to media. This
article aimed at describing the word formation of Indonesian language used by
teenagers on facebook. Through May 2010, the data were collected from five facebook accounts owned by five private
university students in average 20—21 years old in Samarinda. The data, then,
analyzed and classified based on word formation (Fromkin, et. al., 2003). The
result showed that there were three classifications of teenage language, namely
(1) the use of abbreviation: clipping, acronym, and contraction, (2) letters change:
letter addition and letter shift, and (3) the use of other word: local and
foreign language.
Key words: facebook, word formation,
teenage language
1.
PENGANTAR
Siapa orang yang tidak mengenal facebook? Pertanyaan ini terlihat klise,
terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Hal itu disebabkan sebagian
besar masyarakat perkotaan sudah memiliki akun facebook, setidaknya pernah
mendengar kata facebook diucapkan. Facebook adalah sebuah media jejaring
sosial yang sedang digandrungi oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Dari segi usia, facebook terbilang masih muda
dibandingkan dengan myspace atau friendster yang juga bergerak di bidang
yang sama, yaitu media jejaring sosial. Dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa facebook, secara resmi, diluncurkan pada
tanggal 4 Februari 2004 di Cambridge, Amerika Serikat. Pada awalnya, facebook adalah sebuah program penyedia
buku panduan, secara daring, pada Philip Exeter Academy tempat Zuckerberg
menimba ilmu. Laman itu lebih dikenal dengan sebutan “face book”. Kemudian,
pada saat Zuckerberg berkuliah di Universitas Harvard, ia dan tiga orang
temannya mengembangkan konsep “face book” menjadi sebuah media pertemanan bagi
mahasiswa Universitas Harvard. Tanpa disengaja, facebook berkembang dengan pesat ke seluruh dunia. Di bawah naungan
Facebook.Inc. sekarang facebook memiliki
omset lebih dari 300 juta dolar dengan pekerja lebih dari 1400 orang.
Di Indonesia facebook mulai dikenal dan digemari pada
akhir tahun 2006 seiring dengan dibukanya facebook
bagi seluruh peselancar dunia maya yang memiliki akun pos-el. Menurut data dalam
laman www.checkfacebook.com pengguna facebook
di Indonesia pada tahun 2009 menempati peringkat ke-7 terbesar di dunia
atau terbesar ke-2 di Benua Asia setelah Turki. Pengguna facebook di Indonesia mencapai angka 5.949.740 akun per 16 Juni
2009. Kemudian, jumlah pengguna itu meningkat drastis per 30 Mei 2010, yaitu
sebesar 24.722.360 akun dan menempati peringkat ke-3 di dunia setelah Amerika
Serikat dann Inggris.. Menurut data www.emarketer.com yang dipublikasikan di dalam
laman Kantor Berita Antara lebih dari 102 juta dari 350 juta pengguna facebook di dunia adalah lelaki yang
berusia 18 s.d. 25 tahun. Kelompok pengguna ke-2 adalah wanita yang berusia 26
s.d. 34 tahun, dan kelompok ke-3 adalah laki-laki yang berusia 45 s.d. 54
tahun. Data di atas menunjukkan penetrasi pemakaian facebook yang sangat hebat
di kalangan remaja.
Facebook—sebagai sebuah media jejaring sosial—memanfaatkan bahasa
tulis sebagai alat komunikasi utama. Tentunya, pada banyak hal bahasa tulis
berbeda dengan bahasa lisan. Bahkan, bahasa tulis yang dipakai di facebook belum tentu identik dengan bahasa
tulis yang dipakai pada media surat atau pesan singkat. Bagi pencinta bahasa, pemakaian
bahasa di media facebook merupakan satu
di antara objek penelitian bahasa yang menarik.
2.
REMAJA DAN BAHASA REMAJA
Masa remaja adalah masa yang paling indah. Begitulah banyak
orang menyebut satu tahapan perubahan manusia, baik dari sisi jasmani maupun
rohani. Istilah
jasmani merujuk pada pertumbuhan secara fisik, sedangkan rohani merujuk pada
perkembangan mental dan psikologis. Banyak definisi yang digunakan untuk
menggambarkan atau mengindentifikasi kelompok usia yang disebut remaja. Menurut
WHO, usia remaja adalah antara 12—24 tahun, sedangkan menurut Kementerian
Kesehatan adalah antara 10—19 tahun atau belum menikah. Lain halnya dengan
BKKBN, lembaga ini mendefinisikan remaja sebagai orang dengan kelompok usia antara
10—21 tahun. Pada dasarnya setiap sistem sosial dan budaya suatu masyarakat
memiliki definisi khusus tentang usia remaja.
Secara psikoligis,
pada usia remaja terjadi suatu proses transisi dari anak-anak menuju dewasa.
Hal itu dapat dilihat pada keinginan umum para remaja untuk dihormati dan
dihargai layaknya orang dewasa atau yang biasa dikenal dengan istilah pengakuan
diri. Hal lainnya adalah para remaja mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama
(anak-anak) yang mereka anggap sudah tidak pantas lagi, seperti main kelereng,
main tali, dan lain sebagainya.
Dari sisi kognitif,
usia remaja adalah masa terjadinya pertumbuhan kognitif tertinggi sepanjang
hidup manusia. Seluruh perangkat kognitif berkembang dengan pesat dan mencapai
kematangan pada usia ini. Satu di antara bukti yang dapat ditunjukkan adalah
kemampuan menghapal yang sangat gemilang hampir sulit didapatkan pada kelompok
usia yang lain.
Dari sisi komunikasi,
remaja cenderung menciptakan sebuah pola komunikasi khusus yang dipakai untuk
membedakan kelompok usia remaja dengan kelompok usia lainnya. Pola komunikasi
yang dibangun meliputi aspek verbal dan nonverbal. Pada sisi komunikasi ini mucul
istilah bahasa remaja.
Sejalan dengan
penjelasan di atas, Pateda (dalam Grafura, 2006)—seorang linguis—menyebutkan bahwa
terdapat 7 variasi bahasa dari sisi pemakainya, yaitu glosololia (ujaran yang
dituturkan ketika seseorang sedang kesurupan), idiolek (berkaitan dengan aksen,
intonasi, stres, dll), kelamin, monolingual (penutur bahasa yang hanya memakai
satu bahasa), peran (posisi yang dimainkan oleh seseorang dalam pembicaraan),
status sosial, dan umur. Pateda meyakini bahwa umur adalah satu di antara
faktor yang dapat memunculkan variasi bahasa.
2.1
Perkembangan Bahasa Remaja
Bagi pemakai bahasa Indonesia, bahasa
remaja adalah sebuah ragam bahasa khusus yang berbeda dengan bahasa Indonesia
baku. Penggunaan ragam bahasa khusus ini dimaksudkan untuk menciptakan
identitas kelompok yang terpisah dari kelompok yang lainnya. Tidak hanya itu, bahasa
remaja juga dimaksudkan untuk memberi kesan keren, gagah, dan modern. Dalam
praktiknya, ungkapan dan ucapan bahasa remaja sering mengandung arti yang
sengaja diplesetkan dengan tujuan menyulitkan pemahaman orang di luar kelompok
pemakai bahasa remaja itu.
Sebagai sebuah
gejala sosial-budaya bahasa remaja selalu hadir seiring dengan perubahan waktu.
Pada masa keemasan HT (handy talky)
banyak sekali ditemukan bentuk bahasa remaja yang bersifat khusus yang hanya
digunakan melalui media komunikasi itu. Beberapa contoh yang dapat dikemukakan,
seperti ngebrik, kopi darat, dimonitor,
over, dan sebagainya. Nama samaran juga bagian dari tren HT. Nama samaran
dibuat sekeren mungkin dengan rujukan nama-nama para tokoh sandiwara radio.
Maklumlah, sandiwara radio juga mengalami masa keemasannya kala itu. Nama-nama
lakon yang kerap dipakai seperti Ayu Wandira, Arya Kamandanu, Aji Geger, Putri
Karang Melenu, dan sebagainya. Beberapa nama di
layar lebar seperti Satria Bergitar, Wiro Sableng, dan Brama Kumbara juga
sering dipakai. Sementara
itu, perkembangan komunikasi tulis yang mengiringi perkembangan HT adalah
surat-menyurat. Para remaja tidak malu menggunakan bahasa yang muluk untuk
mengekspresikan diri melalui surat. Beberapa contoh ungkapan yang cenderung muluk-muluk
yang dapat ditampilkan seperti penyebutan alamat: Villa Kedamaian, Villa
Keheningan, penyebutan penerima surat: Pujaan Hati, Belahan Hati, penyebutan
kata ganti: engkau, dirimu, pujaanku, dan sebagainya.
Segera setelah HT berangsur-angsur
ditinggalkan oleh pemakainya semaraklah pemakaian telepon rumah yang ditandai
dengan menjamurnya warung telekomunikasi (wartel) di mana-mana. Tidak sedikit
wartel yang menerakan tulisan ”Telepon lokal hanya 5 menit”. Tulisan itu
dimaksudkan untuk membatasi penelepon lokal, yang pada umumnya remaja, yang
cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol. Pada komunikasi tulis, zaman
ini ditandai dengan munculnya pager.
Kepraktisan
komunikasi jarak jauh semakin nyaman ketika telepon genggam mulai naik daun. Pada
awalnya berkomunikasi melalui telepon genggam hanya dapat dinikmati oleh orang
yang berekonomi menengah ke atas. Sekarang
hampir setiap orang memiliki telepon genggam dengan beragam fasilitas yang ada
di dalamnya. Menurut data Indonesia
adalah negara kelima di dunia dalam hal pemakaian telepon genggam dengan lebih
dari 120 juta nomor GSM aktif. Sementara itu, untuk meningkatkan kenyamanan
komunikasi dan kemurahan biaya semua telepon genggam dilengkapi dengan
fasilitas SMS (layanan pesan singkat). Dengan biaya yang sangat murah dan mudah
setiap orang dapat bertukar pesan dengan cepat dan tepat.
Pada kenyataannya
terdapat perbedaan ragam bahasa yang sangat mendasar pada setiap alat
komunikasi yang dipakai. Pada masa kejayaan HT dan telepon rumah pola bahasa
remaja lebih mengedepankan aspek kenyamanan sebuah bentuk bahasa diucapkan dan
didengar (eufonik). Sementara sekarang, kesingkatan dan keindahan bentuk
tulisanlah yang menjadi alasan utama pemilihan bentuk bahasa. Hal itu dapat
dipahami karena media komunikasi yang dipakai juga berbeda, yang pertama lisan
sedangkan yang kedua tulis. Beberapa contoh pola bahasa remaja yang lebih
mengedepankan kenyamanan bunyi adalah sebagai berikut (Riasa, 2002).
a. Nasalisasi verba aktif yang
bermakna ‘menge+bentuk dasar(+kan)’
antar nganterin
coret nyoretin
lewat ngelewatin
parkir markirin
temu nemuin
b.
Pasif ’di+bentuk dasar+in’
yang bermakna ‘di+bentuk dasar+i/kan’
balik dibalikin
jodoh dijodohin
putus diputusin
terus diterusin
c.
Pasif ’ke+bentuk
dasar’ yang bermakna ‘ter+bentuk dasar’
cium kecium
makan kemakan
minum keminun
senggol kesenggol
d.
Penghilangan satu fonem
awal
memang emang
saja aja
sama ama
sudah udah
e.
Penghilangan lebih
dari satu fonem awal
sebentar entar
f. Penghilangan fonem /h/
habis abis
hancur ancur
lihat liat
hati ati
tahu tau
g. Kontraksi atau pemendekan
bentuk kata
bagaimana gimana
terima kasih makasih
h. Penggunaan istilah lain
ayah/bapak bokap
ibu nyokap
i.
Penggantian fonem /a/
menjadi /ə/
benar bener
bosan bosen
cepat cepet
lapar laper
mantap mantep
Bentuk sufiks –in merupakan sebuah bentuk morfem yang produktif dalam bahasa
takresmi di Indonesia .
Dengan kata lain,
morfem terikat –in pada dasarnya
dapat melekat pada semua verba. Pendapat ini
sejalan dengan pernyataan Fromkin, et al. (2003:88) yang menyebutkan bahwa ”Some morphological rules are productive,
meaning that they can be used freely to form new words from the list of free
and bound morphem.” ’Beberapa kaidah morfologis merupakan kaidah yang
produktif dalam artian kaidah tersebut dapat dipakai secara bebas terhadap
morfem terikat dan morfem bebas untuk membentuk kata baru.
Adapula bentuk bahasa remaja yang diciptakan
untuk menghiasi komunikasi, seperti nih
yee..., booo..., dan gitu lho....
Bentuk-bentuk itu tidak mengandung makna khusus. Dalam sebuah milis (dalam
Grafura) pernah disebutkan tentang sejarah beberapa bentuk ujaran tersebut
seperti dapat dilihat pada bagian berikut.
1. Nih yee...
Ucapan itu
terkenal di tahun 1980-an. Nih yee... pertama
kali dipakai oleh seorang pelawak yang bernama Diran. Selanjutnya, ucapan ini
dipakai sebagai lawakan oleh Euis Darliah dan sejak itu ucapan ini menjadi
popular hingga saat ini.
2. Memble dan kece
Pasangan kata
tersebut adalah ciptaan khas Jaja Mihardja. Pada tahun 1986 muncul sebuah film
berjudul Memble tapi Kece yang
diperankan oleh Jaja Mihardja dan Dorce Gamalama. Kemudian, pasangan kata itu
menjadi gaul kembali ketika dijadikan judul sebuah lagu.
3. Booo...
Kata ini popular
pada pertengahan 1990-an. Penutur pertama kata booo... adalah grup GPS yang beranggotakan Hennyta Tarigan dan Rina
Gunawan. Kemudian, kata itu dipakai, secara konsisten, oleh Lenong Rumpi dan
menjadi popular di dalam pergaulan para pesohor. Titi DJ dianggap sebagai artis yang benar-benar mempopularkan kata booo....
4. Nek...
Tidak lama setelah
kata booo... popular, muncul kata nek... yang dipopularkan oleh anak-anak
SMA di pertengahan 1990-an. Kata nek.. diucapkan
oleh Budi Hartadi seorang remaja yang tinggal di kawasan Kebayoran yang tinggal
bersama neneknya. Pemuda yang sering latah ini kerap menyebut kata nek... dari situlah teman-temannya mendapatkan bahan ucapan itu.
5. Jayus
Diakhir tahun
1990-an, kata jayus sangat popular.
Kata ini dapat berarti sebagai ’lawakan yang tidak lucu’, ‘tingkah laku yang
disengaja untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan.’ Kata ini
dipopularkan oleh sekelompok anak SMU di sekitaran Kemang. Asal mula kata ini
adalah dari seorang remaja yang bernama Herman Setiabudhi. Anak itu sering
dipanggil Jayus oleh teman-temannya.
Hal itu dikarenakan ayahnya bernama Jayus Kelana, seorang pelukis di kawasan
Blok M. Herman sering melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian orang
lain. Salah seorang temannya yang bernama Soni Hassan menggelari Herman sebagai
Jayus. Semenjak itulah kata jayus menjadi
popular di kalangan remaja di sekitaran Sajam, Kemang.
6. Jaim
Kata ini
dipopularkan oleh Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah
departemen yang selalu memerintahkan anak buahnya untuk menjaga tingkah laku
atau menjaga image (citra diri).
7. Gitu lho...
Kata ini pertama
kali diucapkan oleh Gina Natasha seorang remaja SMP yang tinggal di Kebayoran. Gina mempunyai seorang kakak yang bernama Ronny Baskara,
seorang event organiser. Ronny memiliki seorang teman
sekantor yang bernama Siska Utami. Suatu hari Siska bertamu ke rumah Ronny,
Siska bertanya tentang Ronny. Kemudian, Gina menjawab, ”Lagi di kamar, gitu
lho.” sejak itulah kata gitu lho... menyebar
di kantor Siska.
Perkembangan
bentuk-bentuk bahasa remaja yang sudah disebutkan di atas masih terus dipakai
sampai sekarang. Perbedaanya bentuk bahasa itu sudah menjadi milik masyarakat
umum bukan hanya remaja, dalam artian kekhususan bahasa remaja yang dimilikinya
sudah sirna seiring dengan menyebarnya bentuk bahasa itu ke seluruh kalangan
masyarakat.
2.2
Bahasa Remaja pada Media Facebook
Seperti yang telah disampaikan pada
bagian pengantar, facebook merupakan
sebuah media jejaring sosial yang memanfaatkan bahasa tulis sebagai alat
komunikasi utama. Sementara itu, remaja sebagai satu kelompok usia di dalam
masyarakat merupakan kelompok pengguna facebook
terbanyak di Indonesia, bahkan di dunia. Perkenalan antara remaja dengan
bahasanya dan media facebook akan
menghasilkan sebuah bahasa dengan ragam khusus.
Sebagai data dalam
artikel ini, penulis mencuplik tulisan dari lima—tiga orang pria dan dua orang
wanita—pengguna facebook yang
berstatus sebagai mahasiswa pada perguruan tinggi swasta di Samarinda. Kelima
orang mahasiswa itu berusia antara 20—21
tahun dan masing-masing memiliki satu akun facebook.
Data diambil secara acak sepanjang bulan Mei 2010. Analisis terhadap data dilakukan
berdasarkan formasi kata (Fromkin, et. al., 2003) yang dijabarkan dalam padanan
istilah bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2008). Analisis
dan klasifikasi terhadap data dapat dilihat pada bagian di bawah ini.
1.
Abreviasi
Menurut Kridalaksana (2008) abreviasi merupakan “proses morfologis berupa penanggalan satu
atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga sehingga terjadi
bentuk baru yang berstatus kata.” Peristiwa abreviasi kata atau ujaran
dapat dibagi ke dalam tiga kelompok seperti di bawah ini.
1.1
Singkatan
Singkatan merupakan hasil proses pemendekan yang berupa
huruf atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak
dieja huruf demi huruf. Penyingkatan yang terjadi dalam bahasa remaja dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok seperti di bawah ini.
1.1.1
Singkatan sederhana
Singkatan sederhana merupakan bentuk penyingkatan yang
terjadi dengan cara melesapkan huruf vokal dan mengekalkan huruf konsonan pada
setiap kata. Istilah sederhana dipakai untuk menunjukkan teknik penulisan yang
tetap menyesuaikan dengan kaidah tulis pada kata yang disingkat. Perhatikan
contoh berikut.
1)
Aq g dtng
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
2)
Kurng tw jg aq skid ap dy.. Yg jLz krn k’cpean Kyx.
Hahaa skid hti.. lw skid hti ga Mpe msk rMh skid pnK. .pLing msk kmr
z. .Whaa.
‘Kurang tau juga aku sakit apa dia..
Yang jelas karena kecapekan Kayaknya. Hahaa sakit hati.. kalau sakit hati tidak
sampai masuk rumah sakit pang. Paling masuk kamar saja. Whaa.’
‘Aku juga kurang tahu dia sakit apa?
Yang jelas, tampaknya, karena kecapaian. Ha...sakit hati. Kalau sakit hati
tidak sampai masuk rumah sakit. Paling-paling masuk kamar saja. Ha...’
Pada contoh (1) dapat dilihat
munculnya kata dtng yang merupakan
singkatan dari kata datang, sedangkan
pada contoh (2) terdapat kata jg yang
merupakan singkatan dari kata juga, msk dari
kata masuk, dan kmr dari kata kamar.
Dalam praktiknya, singkatan
jenis ini dapat muncul dengan kombinasi huruf kecil dan kapital seperti pada contoh
(2) kata rMh adalah singkatan dari kata
rumah. Perhatikan pula contoh
berikut.
3)
Aq Gk diRuMaH.
Aku tidak dirumah.
‘Aku tidak ada di
rumah.‘
Kata Gk merupakan singkatan kata enggak
(bahasa informal) yang berasal dari kata tidak.
1.1.2
Singkatan dengan
kombinasi huruf dan tanda baca
Perhatikan contoh berikut.
3)
Emmh. .yasuda Kr’n qm d’sinii. . Trxata d’smd
toh. .
Emmh..ya sudah
Kirain kamu disinii.. Ternyata disamarinda toh..
‘Ehm...ya sudah.
Kukira kamu di sini. Ternyata di Samarinda ya.’
Pada contoh (3) dapat dilihat
pemakaian kata Kr’n yang merupakan singkatan
dari kata kirain yang berasal dari
kata kukira, kata d’sinii yang berasal dari kata di sini, dan kata d’smd
yang berasal dari dua kata, yaitu di dan
Samarinda. Pola singkatan dengan kombinasi huruf dan tanda baca akan
dibahas lebih rinci pada bagian 2.
1.1.3
Singkatan yang berupa satu huruf
Perhatikan contoh berikut.
4)
Aq g dtng y..
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
Pada contoh (4) dapat dilihat penggunaan huruf g dan y yang masing-masing ditujukan untuk menyingkat kata enggak (dalam bahasa informal) yang
berasal dari kata tidak dan kata ya.
1.1.4
Singkatan dengan penggantian
unsur huruf di dalam kata/frasa yang disingkat.
Pada contoh (1) terdapat kata aq yang berasal dari aku. Kemudian,
pada contoh (2) dapat dilihat
munculnya kata tw yang berasal dari
kata tahu, kata dy dari kata dia, kata jLz dari kata jelas, kata Kyx dari kata
kayaknya, dan kata lw dari kata kalau. Kelima contoh singkatan ini memunculkan unsur huruf baru yang dianggap
dapat mewakili unsur yang disingkat. Pada bagian akhir contoh (2) terdapat
pemakaian huruf z yang dimaksudkan
untuk mewakili kata saja. Secara
linguistik, khusus kasus yang terakhir mirip dengan istilah lambang huruf. Beberapa kaidah pergantian huruf
dalam bahasa remaja dapat dilihat pada bagian 2.
1.1
Penggalan
Penggalan merupakan hasil proses
pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Perhatikan contoh berikut.
5)
gi pha?
Lagi pha?
‘Lagi apa?’
6)
Nda uzh pke bhz planet qh!e
Tidak usah pake
bahasa planet kale.
‘Tidak usah
memakai bahasa planet ya (kali)’
7)
Benci.a ku. Kata.a alo bzokk,
gmna?? Puko.a qt tnggu cuaca cerah.?
Bencinya ku.
Katanya kalo besok, gimana?? Pokoknya kita tunggu cuaca cerah.?
Bencinya aku.
Katanya kalau besok, bagaimana? Pokoknya, kita tunggu cuaca cerah.
Pada contoh (5) dapat dilihat
munculnya kata gi yang merupakan penggalan
dari kata lagi. Pada contoh (6)
terdapat kata nda yang merupakan penggalan
dari kata ndak ‘tidak’, sedangkan
pada contoh (7) terdapat kata alo yang
merupakan kependekan dari kata kalo ‘kalau’.
1.2
Akronim
Akronim merupakan bentuk pemendekan yang menggabungkan
huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai
sebuah kata yang sedikit-banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa.
Perhatikan conton berikut.
8)
Ntr k’snii
jg yaa. . K’rmh skid beTe aq ga da Tmnd. Asap yach!!!
Ntar kesini juga yaa.. Kerumah sakit BT aku nggak
ada teman. A.S.A.P. ya!
‘Sebentar ke sini juga ya, ke rumah sakit. Aku BT,
takada teman. Secepat mungkin ya.’
Pada contoh (8) terlihat pemakaian akronim dari bahasa Inggris,
yakni asap (As soon as possible) yang berarti ‘sesegera mungkin.’
1.3
Kontraksi
Kontraksi merupakan proses pemendekan
yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem.
Pada contoh (3) dapat ditemukan
pemakaian kata yasuda yang berasal
dari dua kata, yaitu ya dan sudah. Perhatikan
pula contoh berikut.
9)
makasih jemplx y...
makasih jempolnya y...
‘Terima kasih atas jempolnya.’
Pada contoh (9) dapat dilihat
pemakaian makasih yang merupakan
kontraksi dari terima kasih.
2.
Perubahan huruf
2.1
Pergantian huruf
Proses pergantian huruf terbagi ke dalam beberapa kelompok
seperti berikut.
2.1.1
Huruf dengan huruf
10)
Menunggu sswtu yk sgt mnyebalkn bgi ku, saat ku haruz
brsabar n truz brsabar.
Menunggu sesuatu
yang sangat menyebalkan bagi ku. Saat ku harus
bersabar dan terus bersabar.
‘Menunggu adalah sesuatu yang sangat
menyebalkan bagiku. Saat aku harus bersabar dan terus bersabar.’
11)
ssSSSttt rHacIa nGara tHuw...hehehehe
Ssst, rahasia
negara tu. Hehehehe...
‘Ssst, itu rahasia
negara. Hehe...’
Pada contoh (10) dapat dilihat
pemakaian kata sswtu dan yk yang masing-masing berasal dari kata sesuatu dan yang. Kemudian, pada contoh (11) terdapat kata rahacia yang berasal dari kata rahasia.
Secara lebih terinci perubahan huruf yang terjadi dalam bahasa remaja dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
a.
s ditulis z
uzh usah
jlz jelas
b.
t ditulis d
skid sakit
lwad lewat
sngad sangat
c.
y ditulis i
saiank sayang
d.
au atau ua ditulis w
lw kalau
tw tahu
sswtu sesuatu
e.
ia ditulis y
dy dia
f.
ng ditulis nk atau k
yk yang
pnk pang
g.
nya ditulis x
jemplx jempolnya
2.1.2
Huruf dengan tanda
baca
a.
nya menjadi tanda
titik (.)
benci.a bencinya
kata.a katanya
b. i dan e pada kata di dan ke menjadi tanda
apostrof (‘)
d’sni di
sini
k’sni ke
sini
c.
sufiks –in (dalam bahasa informal) ditulis
dengan tanda apostrof (‘)
Kr’n kirain dikira
Ngpa’n ngapain buat apa
2.2
Penambahan huruf
Kasus penambahan huruf dapat dibagi ke dalam dua kelompok
seperti di bawah ini.
2.2.1
Pemakaian huruf
mubazir
Pemakaian huruf mubazir adalah melebihkan pemakaian huruf
dari jumlah sebenarnya. Perhatikan contoh berikut.
12)
aq....gk...tauuuuuuuuu...mw....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz..ap@?
aku....tidak...tauuuuuuuuu...mau....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiisss..apa?
‘Aku tidak tahu
mau menulis apa?’
13)
Akuuu g ngrti. Akuuu mlz
ruz.in, cuek mode :on.
Akuuu tidak ngerti. Akuuu malas ngurusin, cuek mode :on.
‘Aku tidak
mengerti. Aku tidak mau mengurusi, moda acuh tak acuh diaktifkan.’
Pada contoh (12) terlihat pemakaian
huruf mubazir pada kata tauuuuuuuuu ‘tahu’
dan nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz ‘nulis’,
sedangkan pada contoh (13) pada kata Akuuu
‘aku’.
2.2.2
Penambahan huruf baru
Pada contoh (14) dia atas dapat
dilihat pemakaian kata Tmnd yang
berasal dari kata teman. Perhatikan
pula contoh berikut.
14)
Ada yk tao? Aq gi
bsand.
‘Ada
yang tahu? Aku lagi bosan.’
Pada contoh (14) terdapat kata bsand yang berasal dari kata bosan.
Kedua contoh kata di atass menunjukan kecenderungan penambahan huruf d pada kata dasar yang diakhiri dengan
huruf n.
3.
Pemakaian kata lain
Pemakaian kata lain ialah pemakaian kata selain dari bahasa
Indonesia untuk sebuah konsep yang sebenarnya sudah ada padanannya di dalam
bahasa Indonesia .
Pada kesempatan
ini akan ditampilkan beberapa kata yang merupakan kata lain, tetapi proses
pemakaian kata lain itu tidak akan dibahas secara terinci.
3.1
Pemakaian kata bahasa daerah
Pemakaian kata daerah dapat dilihat pada contoh (2), yaitu
kata pang ‘sih’ yang merupakan
partikel penegas dalam bahasa Banjar-Samarinda.
3.2
Pemakaian kata bahasa
Inggris
Pemakaian kata bahasa Inggris dapat
dilihat pada contoh berikut.
15)
Hehehe..ol lwad hp tach ue...?????
Hai.. online
lewat handphone ya?
‘Hai..daring (dalam jaring) lewat tg (telepon
genggam) ya?’
Pemakaian kata ol dan hp pada contoh (15)
menunjukan pemakaian istilah bahasa Inggris. Masing-masing
istilah itu dapat digantikan oleh daring dan
tg.
Menurut data yang
ditemukan, para remaja sangat asyik bermain huruf dan tanda baca pada saat
menggunakan akun facebook. Kenyataan
lain menunjukkan bahwa para remaja tidak, secara konsisten, memakai sebuah
bentuk tertentu untuk mengekspresikan sesuatu. Hal itu dapat dibuktikan melalui
perbedaan bentuk bahasa yang dipakai untuk mengacu pada bentuk yang sama. Salah
satu contoh yang dapat ditunjukkan adalah penulisan kata aku yang dapat ditulis dengan aq,
seperti pada contoh (1), (2), (3), dan (4) atau ditulis ku, seperti pada contoh (10), atau dapat
pula ditulis akuuu, seperti pada
contoh (13). Hal itu sejalan dengan pendapat
Fromkin et. al. (2002: 534) yang dikutip seperti di bawah ini.
“When a new rule
enters a speaker’s grammar it is either in or not in the grammar. It may at
first be an optional rule, so that sometimes it is used and sometimes it is
not, possibly determined by social context or other external factors, but the
rule is either there and available for use or not.”
‘Ketika sebuah kaidah baru masuk ke dalam tata bahasa yang
dikuasi oleh seorang penutur, kaidah itu mungkin sudah ada atau belum ada di
dalam tata bahasa penutur tersebut. Kaidah itu dapat menjadi kaidah pilihan
yang sewaktu-waktu dapat atau tidak dapat dipakai, yang mungkin ditentukan oleh
konteks sosial atau faktor eksternal lainnya, tetapi kaidah itu sudah ada dan
siap untuk dipakai, atau tidak.’
Kutipan di atas menunjukan bahwa seorang
penutur dapat memutuskan untuk memakai sebuah bentuk bahasa atau tidak. Keputusan
itu dapat dipengaruhi oleh konteks sosial atau faktor-faktor lain, seperti
suasana hati dan media akses facebook yang
dipakai. Misalnya, pada saat mengakses akun facebook
melalui sebuah telepon genggam tentu tidak seleluasa komputer.
Pada kenyataannya,
tidak semua remaja memakai bahasa remaja seperti yang sudah dicontohkan di
atas. Di beberapa kota besar ditemukan kelompok remaja yang terang-terangan
antibahasa remaja. Mereka menyebut remaja yang menggunakan bahasa remaja
sebagai komunitas Alay alias anak layangan yang identik dengan ketinggalan
zaman atau kampungan.
3. SIMPULAN
Terlepas dari perdebatan antara
kelompok yang pro dan kontra, keberadaan bahasa remaja adalah sebuah fakta
bahasa yang patut dicermati. Sebagai sebuah variasi bahasa, bahasa remaja
adalah sebuah fenemona yang akan terus berubah dan terus ada yang dicoraki
dengan pola dan karakteristik yang berbeda-beda seiring dengan perubahan umat
manusia. Perubahan itu akan selaras dengan zaman, teknologi, dan media yang
dipakai. Pada kasus pemakaian bahasa Indonesia oleh remaja pada media facebook ditemukan (1) pemakaian
abreviasi yang terdiri atas (a) singkatan: (i) singkatan sederhana, (ii) singkatan dengan
kombinasi huruf dan tanda baca, (iii) singkatan yang
berupa satu huruf, dan (iv) singkatan dengan penggantian unsur huruf di dalam
kata/frasa yang disingkat, (b) penggalan, (c) akronim, dan (d) kontraksi, (2)
perubahan huruf yang terdiri atas (a) pergantian huruf: (i) huruf dengan huruf
dan (ii) huruf dengan tanda baca dan (b) penambahan huruf: (i) pemakaian huruf
mubazir dan (ii) penambahan huruf baru, dan (3) pemakaian istilah lain yang
terdiri atas pemakaian istilah bahasa daerah dan Inggris.
REFERENSI
Anonim. “Facebook-the compolete
biography”.http://mashable.com/2006/08/25/
facebook-profile/
diakses pada tanggal 2 Mei 2010
-------.
”Global Users.” www.checkfacebook.com
diakses pada tanggal 10 Juni
2010
-------.
“Remaja AS Pengguna Facebook Terbanyak”.www.antaranews.com
diakses pada tanggal 30 Mei 2010
-------. Strategi
Kesantunan Berbahasa Indonesia Ditinjau dari Jenin Kelamin.
http://radjimo.multiply.com/jurnal/item/ diakses pada tanggal 9 Mei
2010
Firman, Muhammad. “Remaja Ciptakan Bahasa Rahasia di
Facebook.”
http://wap.vivanews.com diakses pada tanggal 9 Mei 2010
Grafura,
Lubis. 2006. Bahasa Gaul Remaja Indonesia .
http://lubisgrafura.
wordpress.com diakses pada tanggal 9 Mei 2010
Novitayanti, Lista. 2009. “Penggunaan Ragam Bahasa Gaul
di Kalangan Remaja
diakses pada tanggal 9 Mei 2010
Nur Rizkita, Amalia. “Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan
Remaja.”
http://bataviase.co.id diakses pada tanggal 9 Mei 2010
Riasa, Nyoman. 2002. Bahasa
ABG dalam Cerpen Remaja: Implikasi
Pengajarannya bagi Siswa/i Sekolah Menengah di Australia.
http://ialf.edu/bipa/march2002/bahasaabg.html diakses pada tanggal 2 Mei
2010
Subiyatiningsih, Foriyani. 2007. Karakteristik Bahasa Remaja: Kasus Rubrik
Remaja “Deteksi” dalam Harian Jawa Pos. http://jurnal-
humaniora.ugm.ac.id/ diakses pada tanggal 30 Mei 2010
Susilawani,
Desri. 2010. “Bahasa Gaul di Facebook”. http://ruangbaca-
desri.web.id diakses pada tanggal 29 Mei 2010
Windearly.
2010. “Mengapa
Remaja Suka Menggunakan Bahasa Gaul?”
http://id.shvoong.com diakses pada tanggal 29 Mei 2010
DAFTAR DATA
1)
Aq g dtng
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
2)
Kurng tw jg aq
skid ap dy.. Yg jLz krn k’cpean Kyx. Hahaa skid hti.. lw skid hti ga Mpe msk
rMh skid pnK. .pLing msk kmr z. .Whaa.
‘Kurang tau juga aku sakit apa dia.. Yang jelas
karena kecapekan Kayaknya. Hahaa sakit hati.. kalau sakit hati tidak sampai
masuk rumah sakit pang. Paling masuk kamar saja. Whaa.’
‘Aku juga kurang tahu dia sakit apa? Yang jelas,
tampaknya, karena kecapaian. Ha...sakit hati. Kalau sakit hati tidak sampai
masuk rumah sakit. Paling-paling masuk kamar saja. Ha...’
4)
Aq Gk diRuMaH.
Aku tidak dirumah.
‘Aku tidak ada di rumah.‘
5)
Aq g dtng y..
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
5)
gi pha?
Lagi pha?
‘Lagi apa?’
6)
Nda uzh pke bhz
planet qh!e
Tidak usah pake bahasa planet
kale.
‘Tidak usah memakai bahasa
planet ya (kali)’
7)
Benci.a ku. Kata.a alo bzokk, gmna?? Puko.a
qt tnggu cuaca cerah.?
Bencinya ku. Katanya kalo besok, gimana?? Pokoknya
kita tunggu cuaca cerah.?
Bencinya aku. Katanya kalau besok, bagaimana?
Pokoknya, kita tunggu cuaca cerah.
8)
Ntr k’snii jg yaa. . K’rmh skid beTe aq ga
da Tmnd. Asap yach!!!
Ntar kesini juga yaa.. Kerumah sakit BT aku nggak
ada teman. A.S.A.P. ya!
‘Sebentar ke sini juga ya, ke rumah sakit. Aku BT,
takada teman. Secepat mungkin ya.’
9)
makasih jemplx
y...
makasih jempolnya y...
‘Terima kasih atas jempolnya.’
10) Menunggu sswtu yk sgt mnyebalkn bgi ku, saat
ku haruz brsabar n truz brsabar.
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagi ku. Saat
ku harus bersabar dan terus bersabar.
‘Menunggu
adalah sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Saat aku harus bersabar dan terus
bersabar.’
11) ssSSSttt rHacIa nGara tHuw...hehehehe
Ssst, rahasia negara tu.
Hehehehe...
‘Ssst, itu rahasia negara.
Hehe...’
12) aq....gk...tauuuuuuuuu...mw....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz..ap@?
aku....tidak...tauuuuuuuuu...mau....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiisss..apa?
Aku tidak tahu mau menulis
apa?
13) Akuuu
g ngrti. Akuuu mlz ruz.in, cuek mode :on.
Akuuu tidak ngerti. Akuuu malas ngurusin, cuek mode :on.
Aku tidak mengerti. Aku malas (tidak mau)
mengurusi, moda acuh tak acuh diaktifkan.
14) Ada yk tao? Aq gi bsand.
‘Ada yang
tahu? Aku lagi bosan.’
15) Hehehe..ol lwad hp tach
ue...?????
Hai.. online lewat handphone
ya?
‘Hai..daring (dalam jaring) lewat tg (telepon genggam) ya?’