Rabu, 02 Mei 2012

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA OLEH REMAJA PADA MEDIA FACEBOOK


PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA OLEH REMAJA PADA MEDIA FACEBOOK

Syahiddin
Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur


The use of Indonesian language by teenagers on facebook is a part of long-standing of teenage language from time to time, from media to media. This article aimed at describing the word formation of Indonesian language used by teenagers on facebook. Through May 2010, the data were collected from five facebook accounts owned by five private university students in average 20—21 years old in Samarinda. The data, then, analyzed and classified based on word formation (Fromkin, et. al., 2003). The result showed that there were three classifications of teenage language, namely (1) the use of abbreviation: clipping, acronym, and contraction, (2) letters change: letter addition and letter shift, and (3) the use of other word: local and foreign language.

Key words: facebook, word formation, teenage language



1.      PENGANTAR
Siapa orang yang tidak mengenal facebook? Pertanyaan ini terlihat klise, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Hal itu disebabkan sebagian besar masyarakat perkotaan sudah memiliki akun facebook, setidaknya pernah mendengar kata facebook diucapkan. Facebook adalah sebuah media jejaring sosial yang sedang digandrungi oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Dari segi usia, facebook terbilang masih muda dibandingkan dengan myspace atau friendster yang juga bergerak di bidang yang sama, yaitu media jejaring sosial. Dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa facebook, secara resmi, diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 di Cambridge, Amerika Serikat. Pada awalnya, facebook adalah sebuah program penyedia buku panduan, secara daring, pada Philip Exeter Academy tempat Zuckerberg menimba ilmu. Laman itu lebih dikenal dengan sebutan “face book”. Kemudian, pada saat Zuckerberg berkuliah di Universitas Harvard, ia dan tiga orang temannya mengembangkan konsep “face book” menjadi sebuah media pertemanan bagi mahasiswa Universitas Harvard. Tanpa disengaja, facebook berkembang dengan pesat ke seluruh dunia. Di bawah naungan Facebook.Inc. sekarang facebook memiliki omset lebih dari 300 juta dolar dengan pekerja lebih dari 1400 orang.
Di Indonesia facebook mulai dikenal dan digemari pada akhir tahun 2006 seiring dengan dibukanya facebook bagi seluruh peselancar dunia maya yang memiliki akun pos-el. Menurut data dalam laman www.checkfacebook.com pengguna facebook di Indonesia pada tahun 2009 menempati peringkat ke-7 terbesar di dunia atau terbesar ke-2 di Benua Asia setelah Turki. Pengguna facebook di Indonesia mencapai angka 5.949.740 akun per 16 Juni 2009. Kemudian, jumlah pengguna itu meningkat drastis per 30 Mei 2010, yaitu sebesar 24.722.360 akun dan menempati peringkat ke-3 di dunia setelah Amerika Serikat dann Inggris.. Menurut data www.emarketer.com yang dipublikasikan di dalam laman Kantor Berita Antara lebih dari 102 juta dari 350 juta pengguna facebook di dunia adalah lelaki yang berusia 18 s.d. 25 tahun. Kelompok pengguna ke-2 adalah wanita yang berusia 26 s.d. 34 tahun, dan kelompok ke-3 adalah laki-laki yang berusia 45 s.d. 54 tahun. Data di atas menunjukkan penetrasi pemakaian facebook yang sangat hebat di kalangan remaja.
Facebook—sebagai sebuah media jejaring sosial—memanfaatkan bahasa tulis sebagai alat komunikasi utama. Tentunya, pada banyak hal bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan. Bahkan, bahasa tulis yang dipakai di facebook belum tentu identik dengan bahasa tulis yang dipakai pada media surat atau pesan singkat. Bagi pencinta bahasa, pemakaian bahasa di media facebook merupakan satu di antara objek penelitian bahasa yang menarik.

2.      REMAJA DAN BAHASA REMAJA
Masa remaja adalah masa yang paling indah. Begitulah banyak orang menyebut satu tahapan perubahan manusia, baik dari sisi jasmani maupun rohani. Istilah jasmani merujuk pada pertumbuhan secara fisik, sedangkan rohani merujuk pada perkembangan mental dan psikologis. Banyak definisi yang digunakan untuk menggambarkan atau mengindentifikasi kelompok usia yang disebut remaja. Menurut WHO, usia remaja adalah antara 12—24 tahun, sedangkan menurut Kementerian Kesehatan adalah antara 10—19 tahun atau belum menikah. Lain halnya dengan BKKBN, lembaga ini mendefinisikan remaja sebagai orang dengan kelompok usia antara 10—21 tahun. Pada dasarnya setiap sistem sosial dan budaya suatu masyarakat memiliki definisi khusus tentang usia remaja.
Secara psikoligis, pada usia remaja terjadi suatu proses transisi dari anak-anak menuju dewasa. Hal itu dapat dilihat pada keinginan umum para remaja untuk dihormati dan dihargai layaknya orang dewasa atau yang biasa dikenal dengan istilah pengakuan diri. Hal lainnya adalah para remaja mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama (anak-anak) yang mereka anggap sudah tidak pantas lagi, seperti main kelereng, main tali, dan lain sebagainya.
Dari sisi kognitif, usia remaja adalah masa terjadinya pertumbuhan kognitif tertinggi sepanjang hidup manusia. Seluruh perangkat kognitif berkembang dengan pesat dan mencapai kematangan pada usia ini. Satu di antara bukti yang dapat ditunjukkan adalah kemampuan menghapal yang sangat gemilang hampir sulit didapatkan pada kelompok usia yang lain.
Dari sisi komunikasi, remaja cenderung menciptakan sebuah pola komunikasi khusus yang dipakai untuk membedakan kelompok usia remaja dengan kelompok usia lainnya. Pola komunikasi yang dibangun meliputi aspek verbal dan nonverbal. Pada sisi komunikasi ini mucul istilah bahasa remaja.
Sejalan dengan penjelasan di atas, Pateda (dalam Grafura, 2006)—seorang linguis—menyebutkan bahwa terdapat 7 variasi bahasa dari sisi pemakainya, yaitu glosololia (ujaran yang dituturkan ketika seseorang sedang kesurupan), idiolek (berkaitan dengan aksen, intonasi, stres, dll), kelamin, monolingual (penutur bahasa yang hanya memakai satu bahasa), peran (posisi yang dimainkan oleh seseorang dalam pembicaraan), status sosial, dan umur. Pateda meyakini bahwa umur adalah satu di antara faktor yang dapat memunculkan variasi bahasa.

2.1  Perkembangan Bahasa Remaja
Bagi pemakai bahasa Indonesia, bahasa remaja adalah sebuah ragam bahasa khusus yang berbeda dengan bahasa Indonesia baku. Penggunaan ragam bahasa khusus ini dimaksudkan untuk menciptakan identitas kelompok yang terpisah dari kelompok yang lainnya. Tidak hanya itu, bahasa remaja juga dimaksudkan untuk memberi kesan keren, gagah, dan modern. Dalam praktiknya, ungkapan dan ucapan bahasa remaja sering mengandung arti yang sengaja diplesetkan dengan tujuan menyulitkan pemahaman orang di luar kelompok pemakai bahasa remaja itu.
Sebagai sebuah gejala sosial-budaya bahasa remaja selalu hadir seiring dengan perubahan waktu. Pada masa keemasan HT (handy talky) banyak sekali ditemukan bentuk bahasa remaja yang bersifat khusus yang hanya digunakan melalui media komunikasi itu. Beberapa contoh yang dapat dikemukakan, seperti ngebrik, kopi darat, dimonitor, over, dan sebagainya. Nama samaran juga bagian dari tren HT. Nama samaran dibuat sekeren mungkin dengan rujukan nama-nama para tokoh sandiwara radio. Maklumlah, sandiwara radio juga mengalami masa keemasannya kala itu. Nama-nama lakon yang kerap dipakai seperti Ayu Wandira, Arya Kamandanu, Aji Geger, Putri Karang Melenu, dan sebagainya. Beberapa nama di layar lebar seperti Satria Bergitar, Wiro Sableng, dan Brama Kumbara juga sering dipakai. Sementara itu, perkembangan komunikasi tulis yang mengiringi perkembangan HT adalah surat-menyurat. Para remaja tidak malu menggunakan bahasa yang muluk untuk mengekspresikan diri melalui surat. Beberapa contoh ungkapan yang cenderung muluk-muluk yang dapat ditampilkan seperti penyebutan alamat: Villa Kedamaian, Villa Keheningan, penyebutan penerima surat: Pujaan Hati, Belahan Hati, penyebutan kata ganti: engkau, dirimu, pujaanku, dan sebagainya.
Segera setelah HT berangsur-angsur ditinggalkan oleh pemakainya semaraklah pemakaian telepon rumah yang ditandai dengan menjamurnya warung telekomunikasi (wartel) di mana-mana. Tidak sedikit wartel yang menerakan tulisan ”Telepon lokal hanya 5 menit”. Tulisan itu dimaksudkan untuk membatasi penelepon lokal, yang pada umumnya remaja, yang cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol. Pada komunikasi tulis, zaman ini ditandai dengan munculnya pager. 
Kepraktisan komunikasi jarak jauh semakin nyaman ketika telepon genggam mulai naik daun. Pada awalnya berkomunikasi melalui telepon genggam hanya dapat dinikmati oleh orang yang berekonomi menengah ke atas. Sekarang hampir setiap orang memiliki telepon genggam dengan beragam fasilitas yang ada di dalamnya. Menurut data Indonesia adalah negara kelima di dunia dalam hal pemakaian telepon genggam dengan lebih dari 120 juta nomor GSM aktif. Sementara itu, untuk meningkatkan kenyamanan komunikasi dan kemurahan biaya semua telepon genggam dilengkapi dengan fasilitas SMS (layanan pesan singkat). Dengan biaya yang sangat murah dan mudah setiap orang dapat bertukar pesan dengan cepat dan tepat.
Pada kenyataannya terdapat perbedaan ragam bahasa yang sangat mendasar pada setiap alat komunikasi yang dipakai. Pada masa kejayaan HT dan telepon rumah pola bahasa remaja lebih mengedepankan aspek kenyamanan sebuah bentuk bahasa diucapkan dan didengar (eufonik). Sementara sekarang, kesingkatan dan keindahan bentuk tulisanlah yang menjadi alasan utama pemilihan bentuk bahasa. Hal itu dapat dipahami karena media komunikasi yang dipakai juga berbeda, yang pertama lisan sedangkan yang kedua tulis. Beberapa contoh pola bahasa remaja yang lebih mengedepankan kenyamanan bunyi adalah sebagai berikut (Riasa, 2002).
a.       Nasalisasi verba aktif yang bermakna ‘menge+bentuk dasar(+kan)’
antar                      nganterin
coret                      nyoretin
lewat                     ngelewatin
parkir                     markirin
temu                      nemuin
b.      Pasif ’di+bentuk dasar+in’ yang bermakna ‘di+bentuk dasar+i/kan’
balik                      dibalikin
jodoh                     dijodohin
putus                     diputusin
terus                      diterusin
c.       Pasif ’ke+bentuk dasar’ yang bermakna ‘ter+bentuk dasar’
cium                      kecium
makan                    kemakan
minum                   keminun
senggol                  kesenggol
d.      Penghilangan satu fonem awal
memang                 emang
saja                        aja
sama                      ama
sudah                     udah
e.       Penghilangan lebih dari satu fonem awal
sebentar                 entar
f.       Penghilangan fonem /h/
habis                      abis
hancur                   ancur
lihat                       liat
hati                        ati
tahu                       tau
g.      Kontraksi atau pemendekan bentuk kata
bagaimana             gimana
terima kasih           makasih
h.      Penggunaan istilah lain
ayah/bapak            bokap
ibu                         nyokap
i.        Penggantian fonem /a/ menjadi /ə/
benar                     bener
bosan                     bosen
cepat                      cepet
lapar                      laper
mantap                  mantep
Bentuk sufiks –in merupakan sebuah bentuk morfem yang produktif dalam bahasa takresmi di Indonesia. Dengan kata lain, morfem terikat –in pada dasarnya dapat melekat pada semua verba. Pendapat ini sejalan dengan pernyataan Fromkin, et al. (2003:88) yang menyebutkan bahwa ”Some morphological rules are productive, meaning that they can be used freely to form new words from the list of free and bound morphem.” ’Beberapa kaidah morfologis merupakan kaidah yang produktif dalam artian kaidah tersebut dapat dipakai secara bebas terhadap morfem terikat dan morfem bebas untuk membentuk kata baru.
Adapula bentuk bahasa remaja yang diciptakan untuk menghiasi komunikasi, seperti nih yee..., booo..., dan gitu lho.... Bentuk-bentuk itu tidak mengandung makna khusus. Dalam sebuah milis (dalam Grafura) pernah disebutkan tentang sejarah beberapa bentuk ujaran tersebut seperti dapat dilihat pada bagian berikut.
1.      Nih yee...
Ucapan itu terkenal di tahun 1980-an. Nih yee... pertama kali dipakai oleh seorang pelawak yang bernama Diran. Selanjutnya, ucapan ini dipakai sebagai lawakan oleh Euis Darliah dan sejak itu ucapan ini menjadi popular hingga saat ini.
2.      Memble dan kece
Pasangan kata tersebut adalah ciptaan khas Jaja Mihardja. Pada tahun 1986 muncul sebuah film berjudul Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja dan Dorce Gamalama. Kemudian, pasangan kata itu menjadi gaul kembali ketika dijadikan judul sebuah lagu.
3.      Booo...
Kata ini popular pada pertengahan 1990-an. Penutur pertama kata booo... adalah grup GPS yang beranggotakan Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan. Kemudian, kata itu dipakai, secara konsisten, oleh Lenong Rumpi dan menjadi popular di dalam pergaulan para pesohor. Titi DJ dianggap sebagai artis yang benar-benar mempopularkan kata booo....
4.      Nek...
Tidak lama setelah kata booo... popular, muncul kata nek... yang dipopularkan oleh anak-anak SMA di pertengahan 1990-an. Kata nek.. diucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja yang tinggal di kawasan Kebayoran yang tinggal bersama neneknya. Pemuda yang sering latah ini kerap menyebut kata nek... dari situlah teman-temannya mendapatkan bahan ucapan itu.
5.      Jayus
Diakhir tahun 1990-an, kata jayus sangat popular. Kata ini dapat berarti sebagai ’lawakan yang tidak lucu’, ‘tingkah laku yang disengaja untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan.’ Kata ini dipopularkan oleh sekelompok anak SMU di sekitaran Kemang. Asal mula kata ini adalah dari seorang remaja yang bernama Herman Setiabudhi. Anak itu sering dipanggil Jayus oleh teman-temannya. Hal itu dikarenakan ayahnya bernama Jayus Kelana, seorang pelukis di kawasan Blok M. Herman sering melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian orang lain. Salah seorang temannya yang bernama Soni Hassan menggelari Herman sebagai Jayus. Semenjak itulah kata jayus menjadi popular di kalangan remaja di sekitaran Sajam, Kemang.
6.      Jaim
Kata ini dipopularkan oleh Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen yang selalu memerintahkan anak buahnya untuk menjaga tingkah laku atau menjaga image (citra diri).
7.      Gitu lho...
Kata ini pertama kali diucapkan oleh Gina Natasha seorang remaja SMP yang tinggal di Kebayoran. Gina mempunyai seorang kakak yang bernama Ronny Baskara, seorang event organiser. Ronny memiliki seorang teman sekantor yang bernama Siska Utami. Suatu hari Siska bertamu ke rumah Ronny, Siska bertanya tentang Ronny. Kemudian, Gina menjawab, ”Lagi di kamar, gitu lho.” sejak itulah kata gitu lho... menyebar di kantor Siska.
Perkembangan bentuk-bentuk bahasa remaja yang sudah disebutkan di atas masih terus dipakai sampai sekarang. Perbedaanya bentuk bahasa itu sudah menjadi milik masyarakat umum bukan hanya remaja, dalam artian kekhususan bahasa remaja yang dimilikinya sudah sirna seiring dengan menyebarnya bentuk bahasa itu ke seluruh kalangan masyarakat.

2.2  Bahasa Remaja pada Media Facebook
Seperti yang telah disampaikan pada bagian pengantar, facebook merupakan sebuah media jejaring sosial yang memanfaatkan bahasa tulis sebagai alat komunikasi utama. Sementara itu, remaja sebagai satu kelompok usia di dalam masyarakat merupakan kelompok pengguna facebook terbanyak di Indonesia, bahkan di dunia. Perkenalan antara remaja dengan bahasanya dan media facebook akan menghasilkan sebuah bahasa dengan ragam khusus.
Sebagai data dalam artikel ini, penulis mencuplik tulisan dari lima—tiga orang pria dan dua orang wanita—pengguna facebook yang berstatus sebagai mahasiswa pada perguruan tinggi swasta di Samarinda. Kelima orang mahasiswa  itu berusia antara 20—21 tahun dan masing-masing memiliki satu akun facebook. Data diambil secara acak sepanjang bulan Mei 2010. Analisis terhadap data dilakukan berdasarkan formasi kata (Fromkin, et. al., 2003) yang dijabarkan dalam padanan istilah bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2008). Analisis dan klasifikasi terhadap data dapat dilihat pada bagian di bawah ini.
1.      Abreviasi
Menurut Kridalaksana (2008) abreviasi merupakan “proses morfologis berupa penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata.” Peristiwa abreviasi kata atau ujaran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok seperti di bawah ini.
1.1  Singkatan
Singkatan merupakan hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf. Penyingkatan yang terjadi dalam bahasa remaja dapat dibagi ke dalam tiga kelompok seperti di bawah ini.
1.1.1        Singkatan sederhana
Singkatan sederhana merupakan bentuk penyingkatan yang terjadi dengan cara melesapkan huruf vokal dan mengekalkan huruf konsonan pada setiap kata. Istilah sederhana dipakai untuk menunjukkan teknik penulisan yang tetap menyesuaikan dengan kaidah tulis pada kata yang disingkat. Perhatikan contoh berikut.
1)     Aq g dtng
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
2)     Kurng tw jg aq skid ap dy.. Yg jLz krn k’cpean Kyx. Hahaa skid hti.. lw skid hti ga Mpe msk rMh skid pnK. .pLing msk kmr z. .Whaa.

‘Kurang tau juga aku sakit apa dia.. Yang jelas karena kecapekan Kayaknya. Hahaa sakit hati.. kalau sakit hati tidak sampai masuk rumah sakit pang. Paling masuk kamar saja. Whaa.’

‘Aku juga kurang tahu dia sakit apa? Yang jelas, tampaknya, karena kecapaian. Ha...sakit hati. Kalau sakit hati tidak sampai masuk rumah sakit. Paling-paling masuk kamar saja. Ha...’

Pada contoh (1) dapat dilihat munculnya kata dtng yang merupakan singkatan dari kata datang, sedangkan pada contoh (2) terdapat kata jg yang merupakan singkatan dari kata juga, msk dari kata masuk, dan kmr dari kata kamar.
Dalam praktiknya, singkatan jenis ini dapat muncul dengan kombinasi huruf kecil dan kapital seperti pada contoh (2) kata rMh adalah singkatan dari kata rumah. Perhatikan pula contoh berikut.
3)      Aq Gk diRuMaH.
Aku tidak dirumah.
‘Aku tidak ada di rumah.‘
Kata Gk merupakan singkatan kata enggak (bahasa informal) yang berasal dari kata tidak.
1.1.2        Singkatan dengan kombinasi huruf dan tanda baca
Perhatikan contoh berikut.
3)     Emmh. .yasuda Kr’n qm d’sinii. . Trxata d’smd toh. .
Emmh..ya sudah Kirain kamu disinii.. Ternyata disamarinda toh..
‘Ehm...ya sudah. Kukira kamu di sini. Ternyata di Samarinda ya.’
Pada contoh (3) dapat dilihat pemakaian kata Kr’n yang merupakan singkatan dari kata kirain yang berasal dari kata kukira, kata d’sinii yang berasal dari kata di sini,  dan kata d’smd yang berasal dari dua kata, yaitu di dan Samarinda. Pola singkatan  dengan kombinasi huruf dan tanda baca akan dibahas lebih rinci pada bagian 2.
1.1.3        Singkatan yang berupa satu huruf
Perhatikan contoh berikut.
4)     Aq g dtng y..
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
Pada contoh (4) dapat dilihat penggunaan huruf g dan y yang masing-masing ditujukan untuk menyingkat kata enggak (dalam bahasa informal) yang berasal dari kata tidak dan kata ya.
1.1.4        Singkatan dengan penggantian unsur huruf di dalam kata/frasa yang disingkat.
Pada contoh (1) terdapat kata aq yang berasal dari aku. Kemudian, pada contoh (2) dapat dilihat munculnya kata tw yang berasal dari kata tahu, kata dy dari kata dia, kata jLz dari kata jelas, kata Kyx dari kata kayaknya, dan kata lw dari kata kalau. Kelima contoh singkatan  ini memunculkan unsur huruf baru yang dianggap dapat mewakili unsur yang disingkat. Pada bagian akhir contoh (2) terdapat pemakaian huruf z yang dimaksudkan untuk mewakili kata saja. Secara linguistik, khusus kasus yang terakhir mirip dengan istilah lambang huruf. Beberapa kaidah pergantian huruf dalam bahasa remaja dapat dilihat pada bagian 2.
1.1  Penggalan
Penggalan merupakan hasil proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Perhatikan contoh berikut.
5)     gi pha?
Lagi pha?
‘Lagi apa?’
6)     Nda uzh pke bhz planet qh!e
Tidak usah pake bahasa planet kale.
‘Tidak usah memakai bahasa planet ya (kali)’
7)     Benci.a ku. Kata.a alo bzokk, gmna?? Puko.a qt tnggu cuaca cerah.?
Bencinya ku. Katanya kalo besok, gimana?? Pokoknya kita tunggu cuaca cerah.?
Bencinya aku. Katanya kalau besok, bagaimana? Pokoknya, kita tunggu cuaca cerah.
Pada contoh (5) dapat dilihat munculnya kata gi yang merupakan penggalan dari kata lagi. Pada contoh (6) terdapat kata nda yang merupakan penggalan dari kata ndak ‘tidak’, sedangkan pada contoh (7) terdapat kata alo yang merupakan kependekan dari kata kalo ‘kalau’.
1.2  Akronim
Akronim merupakan bentuk pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit-banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa.
Perhatikan conton berikut.

8)     Ntr k’snii jg yaa. . K’rmh skid beTe aq ga da Tmnd. Asap yach!!!
Ntar kesini juga yaa.. Kerumah sakit BT aku nggak ada teman. A.S.A.P. ya!

‘Sebentar ke sini juga ya, ke rumah sakit. Aku BT, takada teman. Secepat mungkin ya.’

Pada contoh (8) terlihat pemakaian akronim dari bahasa Inggris, yakni asap (As soon as possible) yang berarti ‘sesegera mungkin.’
1.3  Kontraksi
Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem.
Pada contoh (3) dapat ditemukan pemakaian kata yasuda yang berasal dari dua kata, yaitu ya dan sudah. Perhatikan pula contoh berikut.
9)                  makasih jemplx y...
makasih jempolnya y...
‘Terima kasih atas jempolnya.’
Pada contoh (9) dapat dilihat pemakaian makasih yang merupakan kontraksi dari terima kasih.
2.      Perubahan huruf
2.1  Pergantian huruf
Proses pergantian huruf terbagi ke dalam beberapa kelompok seperti berikut.
2.1.1        Huruf dengan huruf
10)      Menunggu sswtu yk sgt mnyebalkn bgi ku, saat ku haruz brsabar n truz brsabar.
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagi ku. Saat ku harus bersabar dan terus bersabar.
‘Menunggu adalah sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Saat aku harus bersabar dan terus bersabar.’
11)  ssSSSttt rHacIa nGara tHuw...hehehehe
Ssst, rahasia negara tu. Hehehehe...
‘Ssst, itu rahasia negara. Hehe...’
Pada contoh (10) dapat dilihat pemakaian kata sswtu dan yk yang masing-masing berasal dari kata sesuatu dan yang. Kemudian, pada contoh (11) terdapat kata rahacia yang berasal dari kata rahasia. Secara lebih terinci perubahan huruf yang terjadi dalam bahasa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a.       s ditulis z
uzh             usah                
jlz              jelas                
b.      t ditulis d
skid            sakit                
lwad          lewat
sngad         sangat
c.       y ditulis i
saiank        sayang
d.      au atau ua ditulis w
lw              kalau               
tw              tahu                
sswtu         sesuatu                       
e.       ia ditulis y
dy              dia                  
f.       ng ditulis nk atau k
yk               yang
pnk                        pang               
g.      nya ditulis x
jemplx        jempolnya       

2.1.2        Huruf dengan tanda baca
a.       nya menjadi tanda titik (.)
benci.a                   bencinya         
kata.a                    katanya           
b.      i dan e pada kata di dan ke menjadi tanda apostrof (‘)
d’sni                      di sini             
k’sni                       ke sini             
c.       sufiks –in (dalam bahasa informal) ditulis dengan tanda apostrof (‘)
Kr’n                       kirain               dikira
Ngpa’n                  ngapain           buat apa
2.2  Penambahan huruf
Kasus penambahan huruf dapat dibagi ke dalam dua kelompok seperti di bawah ini.
2.2.1        Pemakaian huruf mubazir
Pemakaian huruf mubazir adalah melebihkan pemakaian huruf dari jumlah sebenarnya. Perhatikan contoh berikut.
12)          aq....gk...tauuuuuuuuu...mw....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz..ap@?
aku....tidak...tauuuuuuuuu...mau....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiisss..apa?
‘Aku tidak tahu mau menulis apa?’
13)          Akuuu g ngrti. Akuuu mlz ruz.in, cuek mode :on.
Akuuu tidak ngerti. Akuuu malas ngurusin, cuek mode :on.
‘Aku tidak mengerti. Aku tidak mau mengurusi, moda acuh tak acuh diaktifkan.’
Pada contoh (12) terlihat pemakaian huruf mubazir pada kata tauuuuuuuuu ‘tahu’ dan nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz ‘nulis’, sedangkan pada contoh (13) pada kata Akuuu ‘aku’.
2.2.2        Penambahan huruf baru
Pada contoh (14) dia atas dapat dilihat pemakaian kata Tmnd yang berasal dari kata teman.  Perhatikan pula contoh berikut.
14) Ada yk tao? Aq gi bsand.
Ada yang tau? Aku gi bosand.
Ada yang tahu? Aku lagi bosan.’
Pada contoh (14) terdapat kata bsand yang berasal dari kata bosan. Kedua contoh kata di atass menunjukan kecenderungan penambahan huruf d pada kata dasar yang diakhiri dengan huruf n.
3.      Pemakaian kata lain
Pemakaian kata lain ialah pemakaian kata selain dari bahasa Indonesia untuk sebuah konsep yang sebenarnya sudah ada padanannya di dalam bahasa Indonesia. Pada kesempatan ini akan ditampilkan beberapa kata yang merupakan kata lain, tetapi proses pemakaian kata lain itu tidak akan dibahas secara terinci.
3.1  Pemakaian kata bahasa daerah
Pemakaian kata daerah dapat dilihat pada contoh (2), yaitu kata pang ‘sih’ yang merupakan partikel penegas dalam bahasa Banjar-Samarinda.
3.2  Pemakaian kata bahasa Inggris
Pemakaian kata bahasa Inggris dapat dilihat pada contoh berikut.
15)      Hehehe..ol lwad hp tach ue...?????
Hai.. online lewat handphone ya?
‘Hai..daring (dalam jaring) lewat tg (telepon genggam) ya?’
Pemakaian kata ol dan hp pada contoh (15) menunjukan pemakaian istilah bahasa Inggris. Masing-masing istilah itu dapat digantikan oleh daring dan tg.
Menurut data yang ditemukan, para remaja sangat asyik bermain huruf dan tanda baca pada saat menggunakan akun facebook. Kenyataan lain menunjukkan bahwa para remaja tidak, secara konsisten, memakai sebuah bentuk tertentu untuk mengekspresikan sesuatu. Hal itu dapat dibuktikan melalui perbedaan bentuk bahasa yang dipakai untuk mengacu pada bentuk yang sama. Salah satu contoh yang dapat ditunjukkan adalah penulisan kata aku yang dapat ditulis dengan aq, seperti pada contoh (1), (2), (3), dan (4) atau ditulis ku, seperti pada contoh (10), atau dapat pula ditulis akuuu, seperti pada contoh (13). Hal itu sejalan dengan pendapat Fromkin et. al. (2002: 534) yang dikutip seperti di bawah ini.
When a new rule enters a speaker’s grammar it is either in or not in the grammar. It may at first be an optional rule, so that sometimes it is used and sometimes it is not, possibly determined by social context or other external factors, but the rule is either there and available for use or not.”

‘Ketika sebuah kaidah baru masuk ke dalam tata bahasa yang dikuasi oleh seorang penutur, kaidah itu mungkin sudah ada atau belum ada di dalam tata bahasa penutur tersebut. Kaidah itu dapat menjadi kaidah pilihan yang sewaktu-waktu dapat atau tidak dapat dipakai, yang mungkin ditentukan oleh konteks sosial atau faktor eksternal lainnya, tetapi kaidah itu sudah ada dan siap untuk dipakai, atau tidak.’

Kutipan di atas menunjukan bahwa seorang penutur dapat memutuskan untuk memakai sebuah bentuk bahasa atau tidak. Keputusan itu dapat dipengaruhi oleh konteks sosial atau faktor-faktor lain, seperti suasana hati dan media akses facebook yang dipakai. Misalnya, pada saat mengakses akun facebook melalui sebuah telepon genggam tentu tidak seleluasa komputer.
Pada kenyataannya, tidak semua remaja memakai bahasa remaja seperti yang sudah dicontohkan di atas. Di beberapa kota besar ditemukan kelompok remaja yang terang-terangan antibahasa remaja. Mereka menyebut remaja yang menggunakan bahasa remaja sebagai komunitas Alay alias anak layangan yang identik dengan ketinggalan zaman atau kampungan.

3.   SIMPULAN
Terlepas dari perdebatan antara kelompok yang pro dan kontra, keberadaan bahasa remaja adalah sebuah fakta bahasa yang patut dicermati. Sebagai sebuah variasi bahasa, bahasa remaja adalah sebuah fenemona yang akan terus berubah dan terus ada yang dicoraki dengan pola dan karakteristik yang berbeda-beda seiring dengan perubahan umat manusia. Perubahan itu akan selaras dengan zaman, teknologi, dan media yang dipakai. Pada kasus pemakaian bahasa Indonesia oleh remaja pada media facebook ditemukan (1) pemakaian abreviasi yang terdiri atas (a) singkatan: (i) singkatan sederhana, (ii) singkatan dengan kombinasi huruf dan tanda baca, (iii) singkatan yang berupa satu huruf, dan (iv) singkatan dengan penggantian unsur huruf di dalam kata/frasa yang disingkat, (b) penggalan, (c) akronim, dan (d) kontraksi, (2) perubahan huruf yang terdiri atas (a) pergantian huruf: (i) huruf dengan huruf dan (ii) huruf dengan tanda baca dan (b) penambahan huruf: (i) pemakaian huruf mubazir dan (ii) penambahan huruf baru, dan (3) pemakaian istilah lain yang terdiri atas pemakaian istilah bahasa daerah dan Inggris.


















REFERENSI


Anonim. “Facebook-the compolete biography”.http://mashable.com/2006/08/25/
facebook-profile/ diakses pada tanggal 2 Mei 2010

-------. ”Global Users.” www.checkfacebook.com diakses pada tanggal 10 Juni
2010

-------. “Remaja AS Pengguna Facebook Terbanyak”.www.antaranews.com
            diakses pada tanggal 30 Mei 2010

-------. Strategi Kesantunan Berbahasa Indonesia Ditinjau dari Jenin Kelamin.
http://radjimo.multiply.com/jurnal/item/ diakses pada tanggal 9 Mei 2010

Firman, Muhammad. “Remaja Ciptakan Bahasa Rahasia di Facebook.”
http://wap.vivanews.com diakses pada tanggal 9 Mei 2010

Fromkin, Victoria et. al. 2002. An Introduction to Language. Boston: Heinle.

Grafura, Lubis. 2006. Bahasa Gaul Remaja Indonesia. http://lubisgrafura.
wordpress.com diakses pada tanggal 9 Mei 2010

Novitayanti, Lista. 2009. “Penggunaan Ragam Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
di Taman Oval Markoni Kota Tarakan”. http://massofa.worpress.com
diakses pada tanggal 9 Mei 2010

Nur Rizkita, Amalia. “Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja.”
http://bataviase.co.id diakses pada tanggal 9 Mei 2010

Riasa, Nyoman. 2002. Bahasa ABG dalam Cerpen Remaja: Implikasi
Pengajarannya bagi Siswa/i Sekolah Menengah di Australia.
2010

Subiyatiningsih, Foriyani. 2007. Karakteristik Bahasa Remaja: Kasus Rubrik
Remaja “Deteksi” dalam Harian Jawa Pos. http://jurnal-  
humaniora.ugm.ac.id/ diakses pada tanggal 30 Mei 2010

Susilawani, Desri. 2010. “Bahasa Gaul di Facebook”. http://ruangbaca-
desri.web.id diakses pada tanggal 29 Mei 2010

Windearly. 2010. “Mengapa Remaja Suka Menggunakan Bahasa Gaul?”
http://id.shvoong.com diakses pada tanggal 29 Mei 2010




DAFTAR DATA

1)     Aq g dtng
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
2)     Kurng tw jg aq skid ap dy.. Yg jLz krn k’cpean Kyx. Hahaa skid hti.. lw skid hti ga Mpe msk rMh skid pnK. .pLing msk kmr z. .Whaa.

‘Kurang tau juga aku sakit apa dia.. Yang jelas karena kecapekan Kayaknya. Hahaa sakit hati.. kalau sakit hati tidak sampai masuk rumah sakit pang. Paling masuk kamar saja. Whaa.’

‘Aku juga kurang tahu dia sakit apa? Yang jelas, tampaknya, karena kecapaian. Ha...sakit hati. Kalau sakit hati tidak sampai masuk rumah sakit. Paling-paling masuk kamar saja. Ha...’

4)      Aq Gk diRuMaH.
Aku tidak dirumah.
‘Aku tidak ada di rumah.‘
5)      Aq g dtng y..
Aku nggak datang
‘Aku tidak datang.’
5)      gi pha?
Lagi pha?
‘Lagi apa?’
6)      Nda uzh pke bhz planet qh!e
Tidak usah pake bahasa planet kale.
‘Tidak usah memakai bahasa planet ya (kali)’
7)      Benci.a ku. Kata.a alo bzokk, gmna?? Puko.a qt tnggu cuaca cerah.?
Bencinya ku. Katanya kalo besok, gimana?? Pokoknya kita tunggu cuaca cerah.?

Bencinya aku. Katanya kalau besok, bagaimana? Pokoknya, kita tunggu cuaca cerah.

8)      Ntr k’snii jg yaa. . K’rmh skid beTe aq ga da Tmnd. Asap yach!!!
Ntar kesini juga yaa.. Kerumah sakit BT aku nggak ada teman. A.S.A.P. ya!

‘Sebentar ke sini juga ya, ke rumah sakit. Aku BT, takada teman. Secepat mungkin ya.’

9)      makasih jemplx y...
makasih jempolnya y...
‘Terima kasih atas jempolnya.’
10)  Menunggu sswtu yk sgt mnyebalkn bgi ku, saat ku haruz brsabar n truz brsabar.

Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagi ku. Saat ku harus bersabar dan terus bersabar.

‘Menunggu adalah sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Saat aku harus bersabar dan terus bersabar.’

11)  ssSSSttt rHacIa nGara tHuw...hehehehe
Ssst, rahasia negara tu. Hehehehe...
‘Ssst, itu rahasia negara. Hehe...’
12)  aq....gk...tauuuuuuuuu...mw....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiizzz..ap@?
aku....tidak...tauuuuuuuuu...mau....nuliiiiiiiiiiiiiiiiiisss..apa?
Aku tidak tahu mau menulis apa?
13)  Akuuu g ngrti. Akuuu mlz ruz.in, cuek mode :on.
Akuuu tidak ngerti. Akuuu malas ngurusin, cuek mode :on.
Aku tidak mengerti. Aku malas (tidak mau) mengurusi, moda acuh tak acuh diaktifkan.

14)  Ada yk tao? Aq gi bsand.
Ada yang tau? Aku gi bosand.
Ada yang tahu? Aku lagi bosan.’
15)  Hehehe..ol lwad hp tach ue...?????
Hai.. online lewat handphone ya?
‘Hai..daring (dalam jaring) lewat tg (telepon genggam) ya?’